Meraih Peluang, Meramu Rasa: Perjalanan World Tea
Narasumber : Ryan Yuda Tama
Kenalan Bersama Owner World Tea
Ryan Yuda Tama adalah mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta dari Program Studi Sistem Informasi angkatan 2018 yang telah lulus pada tahun 2023. Dari sebelum lulus, Ryan telah mencoba berbagai pekerjaan hingga saat ini bekerja di Lintasarta sebagai IT Helpdesk sekaligus menjadi Owner World Tea.
World Tea
Nama ini dipilih oleh Ryan dan kedua rekannya yang berasal dari Prodi Sistem Informasi, terinspirasi dari apa yang selama ini telah dipelajari semasa kuliah, bahwa hampir semua bahasa pemrograman diawali dengan ‘Hallo World.’ Maka tercetuslah nama pertama ‘Hallo World Tea.’ Namun, menurut Ryan, pengucapannya kurang pas, sehingga kata ‘Hallo’ dihilangkan dan menjadi ‘World Tea.’ Ryan berpikir, ‘Usaha kecil ini suatu saat akan menjadi besar, jadi nanti ngga perlu ubah nama lagi.’ Seperti kata orang, ‘Nama itu adalah doa.’
Berdirinya World Tea
Berawal dari kumpul bareng Vera dan Rohim, Ryan mengutarakan keinginannya untuk memulai bisnis baru. Kebetulan, saat itu Ryan memiliki sebuah gerobak hasil dari berjualan kopi bir di rumah semasa COVID-19, namun ia tidak tahu akan digunakan untuk apa. Vera pun memberikan saran kepada Ryan untuk membuka bisnis teh dan bersedia membantu mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan, mulai dari konsep, resep, peralatan, dan lainnya karena ia sudah terlebih dahulu berkecimpung dalam bisnis es teh sejak awal kuliah. Dengan dukungan dari role model-nya, Ryan semakin bersemangat untuk memulai bisnis, namun masih terdapat permasalahan, yaitu modal. Di sinilah Rohim berperan sebagai penyuntik dana atau investor. Pada Agustus 2022, Ryan mulai menjalani bisnis es tehnya sambil mengerjakan tugas akhir.
Tantangan Yang Dihadapi
Membuka usaha di daerah kampus tentu membuat Ryan harus bertemu dengan teman sejawat dan orang-orang yang ia kenal, membuatnya merasa malu dan gengsi. “Loh kok jualan?” pikirnya. 2 Minggu pertama Ryan merasa menjadi on the spot setiap buka gerai seakan-akan semua mata tertuju padanya. Namun, dengan tekad berjualan, Ryan mengabaikan perasaan negatif tersebut dan berusaha untuk tetap menjalankan bisnis es tehnya, World Tea.
Bereksperimen Rasa Teh
Menurut Ryan, anak muda zaman sekarang, khususnya mahasiswa, suka hal-hal aneh yang ingin dicoba, sedangkan hal-hal yang normal seringkali tidak diminati. Kombinasi rasa ini juga menjadi ciri khas yang membedakan World Tea dari pesaingnya. Perpaduan rasa yang ‘aneh,’ seperti cappuccino x teh, menjadi daya tarik bagi konsumen yang penasaran untuk mencoba sensasi sebenarnya, jadi mau ngopi atau ngeteh nih? Ada juga rasa taro x tea hasil eksperimen yang Ryan temukan ternyata rasanya enak. Ryan mencoba membandingkannya dengan taro tea yang ada di cafe-cafe dan ternyata lebih enak buatan dia, hehe…
Lulusan SI kok Jualan?
Memang tidak semua yang dipelajari semasa kuliah itu terpakai dalam bisnis yang Ryan jalani, namun tetap ada yang ter-implementasikan seperti sistem basis data dan sistem keamanan untuk mengurangi kecurangan memantau keluar masuknya barang agar lebih jelas, sistematis, dan terstruktur.
Up & Down Berbisnis
Pada grand opening World Tea, omset yang diperoleh hanya mencapai Rp100.000. Bahkan, pada awal-awal pembukaan, Ryan pernah mendapatkan pendapatan dalam sehari hanya mencapai Rp10.000 atau Rp15.000. Meskipun demikian, Ryan terus berpikir positif kalau “Ada yang jual, ada yang beli.” Untuk memasarkan bisnisnya Ryan menggunakan strategi “bakar uang” menawarkan produk dengan harga jual yang tidak menghasilkan untung sama sekali. Namun, dengan tekad dan usaha, World Tea akhirnya memiliki menu bestseller seperti tea original, leci, dan lemon yang sering sold out. Saat ini, World Tea telah memiliki tiga cabang: dua di daerah UAD 4 dan satu di UTY 1. Namun, setelah Lebaran, bisnis mulai meredup. “Ngga tahu ekonomi Indonesia lagi kenapa, tapi sepertinya semua aspek memang begitu,” keluh Ryan sebagai penjual mengenai kondisi saat ini.
Masa Depan World Tea
Ryan memiliki impian untuk mengembangkan World Tea menjadi seperti Chatime lebih modern, keren, dan sistematis. Ia ingin menciptakan sebuah brand yang tidak hanya menawarkan minuman berkualitas tetapi juga memberikan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan efisien. Dengan konsep yang terintegrasi dan berfokus pada inovasi, Ryan berharap World Tea dapat menjadi pilihan utama bagi para penikmat teh.
Kesan & Pesan dari Ryan
“Jangan berekspetasi tinggi ketika berbisnis, buka usaha itu gampang banget tapi yang susah gimana cara mempertahaninya. Kalo bisnis udah jalan itu bikin pusing, setiap peluang pasti memiliki resikonya jadi walaupun nekat harus tetap memikirkan aspek lainnya seperti rencana, keputusan, dan momen yang tidak datang dua kali.”